Oleh: Ermin A. Mosooli
Mengapa khotbah untuk kaum wanita diperlukan?
Pada umumnya gereja-gereja memiliki bagian atau komisi pelayanan khusus bagi kaum wanita, yang anggotanya adalah anggota jemaat perempuan yang sudah berkeluarga atau jika belum berkeluarga usianya sudah melampaui usia pemuda.
Kegiatan rutin yang utama bidang pelayanan bagi kaum wanita ini biasanya adalah ibadah atau kebaktian.
Asumsinya, sebagai sebuah pelayanan khusus, ibadah seperti ini haruslah merefleksikan kehidupan kaum perempuan yang riil dan khas dan terutama tertuang dalam khotbah-khotbah yang disampaikan yaitu khotbah untuk kaum wanita.
Apa ciri khas khotbah untuk kaum wanita?
Pada zaman dahulu, khotbah untuk kaum wanita berisi ajaran tentang bagaimana perempuan menjalankan peran tradisionalnya sebagai ibu rumah tangga yang baik, yang taat pada suami, mengurus keluarga, mengasuh anak, dan berpartisipasi dalam pelayanan di gereja sebagai perempuan yang beriman, bermoral baik, dan taat pada gereja/Tuhan.
Namun di masa kini, seiring dengan berkembangnya gerakan perempuan dalam menuntut kehidupan yang adil, terutama dalam hubungan dengan kaum laki-laki, yang telah memasuki wilayah teologi Kristen dan gereja, isi khotbah untuk kaum wanita sudah mengalami pergeseran.
Hal ini didukung juga dengan semakin terbukanya gereja menerima kehadiran perempuan dalam pelayanan dan kepemimpinan dalam gereja.
Khotbah untuk kaum wanita atau kaum ibu harus merefleksikan pengalaman mereka yang khas di dalam masyarakat, yaitu mengalami berbagai bentuk ketidakadilan karena mereka adalah perempuan.
Di antaranya adalah kekerasan, baik di dalam maupun di luar rumah, terpinggirkan dalam proses pengambilan keputusan dan kepemimpinan, memikul beban ganda (mengurusi rumah tangga dan mencari nafkah), diskriminasi dalam upah dan kesempatan kerja, dll.
Untuk sekian lama, gereja dinilai ikut mereproduksi berbagai nilai-nilai budaya yang tidak adil terhadap perempuan tersebut. Gereja memberikan legitimasi atas nama ajaran Firman Tuhan yang harus diterima dengan taat dan tidak boleh dipertanyakan.
Sebab itu, khotbah untuk kaum wanita atau kaum ibu haruslah bertujuan untuk memberdayakan mereka agar mampu melakukan perubahan, mulai dari diri sendiri, keluarga, gereja, hingga masyarakat luas, agar hubungan mereka dengan kaum laki-laki menjadi lebih adil dari waktu ke waktu.
Dalam hal tersebut khotbah untuk kaum wanita memberikan panduan bagaimana mereka menjadi agen perubahan yang aktif. Hal tersebut sangat mungkin terjadi mengingat dalam kebanyakan gereja kaum perempuan adalah partisipan yang paling rajin dan aktif dalam pelayanan.
Bagaimana gaya khotbah untuk kaum wanita?
Oleh sebab khotbah untuk kaum wanita mencerminkan pengalaman hidup kaum perempuan sehari-hari, maka gayanya harus lebih lugas dan lebih konkrit. Bukan bahasa-bahasa teologis yang abstrak dan jauh dari pengalaman hidup mereka.
Tujuan yang hendak dicapai pun harus dirumuskan dengan konkrit dan menghadirkan solusi atas permasalahan dengan konkrit.
Bagaimana cara menyusun khotbah untuk kaum wanita?
Cara menyusun khotbah untuk kaum wanita secara umum tidak ada bedanya dengan khotbah lainnya. Namun sebaiknya mengikuti alur berikut:
- Mulai dari pengalaman riil kaum perempuan
- Menganalisa masalah yang dihadapi/dialami
- Mencari jawaban dalam Alkitab
- Menemukan jalan keluar/solusi
Contoh dari khotbah untuk ibadah kaum perempuan yang diuraikan di atas bisa Anda lihat dalam ebook berikut.
Ide khotbah dalam ebook ini didasarkan pada kisah 20 tokoh perempuan dalam Perjanjian Lama. 20 tokoh perempuan yang sangat luar biasa dan inspiratif bagi perjuangan perempuan Kristen dewasa ini.
Dalam kisah mereka bersama dengan Tuhan, terdapat banyak hal yang bisa memotivasi kaum perempuan di masa kini untuk menjadi agen perubahan.
Baca juga: